downest

Krisis Identitas Negeri

Krisis Identitas Negeri          Identitas merupakan ciri-ciri yang  mencerminkan jati diri sesuatu lalu kemudian akan diketahui or...

Krisis Identitas Negeri


         Identitas merupakan ciri-ciri yang  mencerminkan jati diri sesuatu lalu kemudian akan diketahui orang lain sehingga orang yang melihat mengetahui apa sesuatu itu. Dalam hal ini adalah identitas negeri yang makin zaman makin kurang mendapat perhatian. Setiap daerah mempunyai identitas masing-masing. Identitas negeri merupakan karakter bangsa yang harus di ketahui oleh setiap masyarakat yang menduduki suatu tempat. Jangan hanya sekedar tau saja tapi juga harus dipelajari. Pentingnya identitas suatu bangsa sangat berpengaruh terhadap kedaulatan maupun kesejahteraan masyarakat itu sendiri.


Semua negara yang berdaulat pasti mempunyai sifat-sifat karakteristik yang membedakan satu negara  dengan negara lainya. Tidak hanya untuk negara saja, hal ini berlaku juga untuk daerah-daerah negara itu sendiri misalkan di Indonesia, ada Provinsi Sumatra Utara, Jawa, Papua, Kalimantan, dan sebagainya. Bahkan juga kota asalkan daerah tersebut mempunyai ciri khas  yang di ketahui oleh masyarakatnya maupun diketahui masyarakat diluar daerah tersebut, seperti identitas budaya, agama, politik, dan juga historis sejarah daerah itu sendiri. Kita misalkan disini Provinsi Aceh.


Historis sejarah Aceh sangat menarik untuk diketahui dan dipelajari. Historis sejarah merupakan landasan awal terbentuknya suatu daerah yang berbudaya luhur sekaligus membentuk karakter bangsa. Oleh karena itu historis sejarah sangatlah fatal jika diabaikan begitu saja. Sebagai contoh Negara Thailand yang merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat nasionalisme masyarakatnya tertinggi dibandingkan dengan Negara lain ini terbukti saat meninggalnya raja Thailand (blab la bla) yang kemudian pemerintah Thailand memustuskan untuk berkabung selama satu tahun lamanya. Hal ini karena masyarakatnya begitu mencintai raja mereka begitu mengenal raja mereka. Berbicara mengenai historis sejarah aceh sangatlah banyak,  seperti halnya

Pada tahun 1873 ketika penjajah Belanda ke Aceh menurunkan bendera Aceh diganti dengan bendera belanda yang kemudian tahun 1942 diganti dengan bendera Jepang lalu  akhirnya pada tahun 1945 berganti bendera Indonesia. Dalam perang-perang panjang tersebut banyak sekali pahlawan-pahlawan aceh yang syahid. Pada tahun 1953  saat pergerakan DI/TII (Daulah Islamiah), ketika itu pemimpin perang adalah Teuku Daud Berueh yang syahid dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sejarah-sejarah ini bisa di baca di buku berjudul “dari RIMBA ACEH ke STOCKHOLM”.  Sampai pada akhirnya Aceh damai dengan Indonesia pada tanggal 15 bulan agustus tahun 2005 dan mendapatkan otonomi daerah.   

Banyak hal yang membuat identitas negeri itu hilang ditelan zaman dan dicerna oleh modernisasi yang kemudian menjadi kotoran lalu dibuang. Selain mengenai historis sejarah, budaya atau tradisi juga sangat rentan hilang diplintir satu persatu oleh zaman penyebabnya bisa karena zaman yang sudah modern sehingga pengetahuan sains lebih mendominasi pikiran dan melupakan adat-adat tradisi kuno zaman dulu. 

Pengetahuan sains yang makin lama makin canggih dan sangat berlogika mengakibatkan tridisi yang tidak masuk akal zaman dulu kini sudah tidak bisa kembali diterima oleh masyarakat sekarang. Selain pengetahuan sains, segelintir orang berpendapat bahwa budaya juga bisa hilang salah satunya disebebakan oleh agama. Contohnya pada zaman dulu para penari menari tanpa menutup aurat (perempuan yang menampakkan rambut) maupun  juga pakaian adat pernikahan dimana sang perempuan tidak mengunakan atau tidak menutupi rambutnya dengan sehelai kain pun hanya sanggul yang besar di ubun-ubun kepalanya. Hal ini kemudian di perbaiki oleh ajaran-ajaran agama khususnya agama islam. Sejak kedatangan pedagang arab Saudi yang menyebarkan ajaran islam banyak budaya atau tradisi aceh yang hilang. Maksud hilang disini adalah yang tidak baik di buang dan yang belum baik diperbaiki. Seperti sekarang para penari mulai memakai pakaian menutup aurat yang lebih islamiah. 

Hal ini menghilangkan budaya itu sendiri akan tetapi, sebenarnya budaya  pada zaman itu juga berpedoman  dengan pemikiran-pemikiran agama primitive dahulu yang sangat bertentangan dengan ajaran agama islam (agama rahmatan lilalamin). Tidak ada yang salah dengan orang-orang modern zaman sekarang atau perkembangan zaman yang mau tidak mau menggrogoti pikiran masyarakat tiap tahunya, tetapi jangan sampai perubahan zaman menghapus habis-habisan budaya daerah kita. Pada adat-adat tradisi zaman dulu yang memang dilakoni oleh orang-orang terdahulu atau masyarakat kuno yang masih menggangap agar turun hujan harus mengorbankan jiwa yang hidup (manusia) sebagai tumbal atau masyarakat yang masih menganggap bahwa harus memberi sesajen (makanan) ke sungai maupun kelaut agar dimudahkan rejeki dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti inilah yang harus dihilangkan, karena hal ini bertolak belakang dengan agama islam. Ciri khas budaya yang tidak menentang agama harus dilestarikan serta yang masih menentang atau bertolak belakang  harus diperbaiki. 

Jika ada orang yang mengatakan bahwa Aceh hilang identitas budayanya karena telah dirasuki agama islam dalam hal ini aceh telah dirasuki budaya arab dan Negara-negara islam lainnya sehingga budaya asli aceh hilang satu persatu. Hal ini jelas salah buktinya tari saman, dan tari seudati  masih ada dan menjadi warisan takbenda di Aceh yang di akui oleh dunia internasional. Kemudian juga penjamuan tamu dengan ranup lampuan, makanan thimpan, rumoh panggung, baju adat yang tertutup dengan laki-laki memakai kopiah meukutop, rencong yang di pakai bangsawan-bangsawan kerajaan pada jaman kesultanan Iskandar Muda dan banyak lagi.

Diatas merupakan contoh identitas negeri aceh yang mungkin tidak semua diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini tentu akan mengakibatkan kita lupa akan identitas daerah kita sendiri, sehingga mengakibatkan krisis idiologi. Menurut Dr. moerdionoIdeologi berarti a system of  ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya. Jadi jangan sampai identitas orang lain menyelimuti kita sehingga kita lupa akan siapa kita sebenarnya, maka dari itu mari kita cari tau identitas daerah kita sendiri agar kita tau yang mana kita, siapa diri kita dan untuk apa kita.



Related

Hot 8854208411103781529

Posting Komentar

emo-but-icon

Terbaru

Like FB

item