Hari Libur Sang Pujangga
Hari libur sang Pujangga Setalah malam terbitlah pagi. Yap setelah bersajak di malam hari revan tetap harus menjalani hidup meskipun hid...
https://downestblog.blogspot.com/2014/05/hari-libur-sang-pujangga.html
Hari libur sang Pujangga
Setalah malam terbitlah pagi. Yap setelah bersajak di malam
hari revan tetap harus menjalani hidup meskipun hidupnya tak seperti yang ia
harapkan, ia masih saja merasakan luka itu, luka yang membuatnya tak bisa di
jamahnya hingga ia terluka berkelanjutan.
Ternyata pagi itu adalah paginya minggu. Hari minggu yakni
hari libur. Hampir semua orang jika hari libur tiba mereka meluangkan waktunya
bersama keluarga, ada yang jalan-jalan bersama teman dan sebagainya. Tidak jauh
beda dengan revan, ia juga menjalani hari libur seperti itu hanya saja ia
menjalaninya dengan sekaligus meredam amarah dendam.
Amarah dendam? Maksudnya?. Maksudnya adalah ternyata revan
ini marah sekaligus kecewa karena dirinya belum bisa mengendalikan sakit
hatinya yang sudah akut itu. Ya sakit hati sejak di pecundangi oleh hidup yang
di lebih-lebihkan oleh dirinya sendiri.
Semua orang pasti pernah kecewa itu pasti. Tapi inilah revan
ia terlalu menanggapi berlebihan akan sakit hatinya itu hingga ia tak leluasa
menikmati hari liburnya. Ia berkata dalam sebuah sajak “tak ada hari liburku
tanpa sakit hatiku yang kian terasa belenggu di sukma paling dalam didalam
relung hati ku” ngerti apa maksud dari sajak ini?? Saya juga tidak mengerti
ahhahahaahahaha, bagi yang mengerti tolong jelaskan.
Oke kita lanjut. Jadi revan ini di setiap hari libur selalu
berusaha untuk tidak merasakan sakit hatinya itu namun selalu saja gagal. Ia
berusaha berkumpul dengan teman-temannya, hangout bersama-sama, ia kesana
kemari mencari kebahagiaan. Layaknya mencari perempuan cantik di dalam club
homo.
Entahlah kapan ia bisa menyembuhkan rasa sakit itu. Mari
kita do’akan agar ia bisa bahagia dan bisa tertawa bersama kita semua.
