downest

Malam Sang Pujangga

             Malam Sang Pujangga                                         Dia bernama revan. Ya revan sang pujangga. Bagaima...

             Malam Sang Pujangga

                                       

Dia bernama revan. Ya revan sang pujangga. Bagaimana tidak, ia selalu saja bersajak-sajak tidak jelas. Entah apa yang telah membuatnya berubah menjadi seorang pria puitis padahal dahulu ia hanyalah seorang pria biasa yang tidak pernah mengerti dengan puisi apalagi kisah-kisah cinta yang mengabadikan kebahagian. Tapi itu semua berubah saat ia mengenal luka.

Luka. Berbicara tentang luka mungkin banyak orang-orang yang mengalaminya berulang-rulang, tapi tidak dengan si revan ini ia hanya sekali terluka dan luka itu akan selalu ada di sukma hati yang paling dalam. Luka tersebut betah di dalamnya, seakan tak ingin beranjak hingga membuat revan abadi di dalam kesengsaraan. Entah memang sifat alaminya yang berlebihan sehingga hal yang menimpa dirinya selalu saja ia besar-besarkan di dalam batin hingga sesak di dada atau memang lukanya yang berbeda dari luka orang lain.


Memangnya luka apa yang di berikan oleh alam semesta? Hingga ia menjadi begitu rapuh, entahlah. Yang pasti sekarang ia telah menjadi pria-pria puitis dan terus melanjutkan hidupnya. Aktivitasnya hanyalah menjalani hidup dengan ketentuan yang telah di atur sang pencipta. Tak  jarang ia berkata “Tuhan terima kasih atas nikmatmu ini”. Nikmat apanya? Jika ia selalu terluka dan tak ada kebahagian untuk apa ia bersyukur seperti itu? Nikmat apanya????????


Ternyata kebahagian, kenikmatan yang ia maksud ialah luka. Ya luka. Ternyata revan pintar membuat luka menjadi sebagian dari kebahagiannya. Dengan adanya kekecewaan dan luka itu maka lahirlah sajak-sajak tidak jelas. Mungkin tidak jelas dan tidak bisa dimengerti oleh orang lain, tapi bagi revan sajak itulah ekspresinya dan dengan sajak itulah ia mengerti akan makna hidup sesungguhnya dan saat ia mengerti akan makna hidup saat itu pula ia merasa bahagia.

Maka setiap malam, ketika langit mulai kelam yang ia lakukan hanya lah berpuitis layaknya sang pujangga handal walaupun setiap sajaknya tidak di mengerti oleh orang lain. Ya dia berpuitis setiap malam, ia mengubah luka menjadi sebagian kebahagiaan bagi dirinya.





Related

Story 83868441260504261

Terbaru

Like FB

item