Malam Sang Pujangga
Malam Sang Pujangga Dia bernama revan. Ya revan sang pujangga. Bagaima...

https://downestblog.blogspot.com/2014/04/malam-sang-pujangga.html
Dia bernama revan. Ya revan sang pujangga. Bagaimana tidak,
ia selalu saja bersajak-sajak tidak jelas. Entah apa yang telah membuatnya
berubah menjadi seorang pria puitis padahal dahulu ia hanyalah seorang pria
biasa yang tidak pernah mengerti dengan puisi apalagi kisah-kisah cinta yang
mengabadikan kebahagian. Tapi itu semua berubah saat ia mengenal luka.
Luka. Berbicara tentang luka mungkin banyak orang-orang yang
mengalaminya berulang-rulang, tapi tidak dengan si revan ini ia hanya sekali
terluka dan luka itu akan selalu ada di sukma hati yang paling dalam. Luka
tersebut betah di dalamnya, seakan tak ingin beranjak hingga membuat revan
abadi di dalam kesengsaraan. Entah memang sifat alaminya yang berlebihan
sehingga hal yang menimpa dirinya selalu saja ia besar-besarkan di dalam batin
hingga sesak di dada atau memang lukanya yang berbeda dari luka orang lain.
Memangnya luka apa yang di berikan oleh alam semesta? Hingga
ia menjadi begitu rapuh, entahlah. Yang pasti sekarang ia telah menjadi
pria-pria puitis dan terus melanjutkan hidupnya. Aktivitasnya hanyalah
menjalani hidup dengan ketentuan yang telah di atur sang pencipta. Tak jarang ia berkata “Tuhan terima kasih atas
nikmatmu ini”. Nikmat apanya? Jika ia selalu terluka dan tak ada kebahagian
untuk apa ia bersyukur seperti itu? Nikmat apanya????????
Ternyata kebahagian, kenikmatan yang ia maksud ialah luka.
Ya luka. Ternyata revan pintar membuat luka menjadi sebagian dari
kebahagiannya. Dengan adanya kekecewaan dan luka itu maka lahirlah sajak-sajak
tidak jelas. Mungkin tidak jelas dan tidak bisa dimengerti oleh orang lain,
tapi bagi revan sajak itulah ekspresinya dan dengan sajak itulah ia mengerti
akan makna hidup sesungguhnya dan saat ia mengerti akan makna hidup saat itu
pula ia merasa bahagia.
Maka setiap malam, ketika langit mulai kelam yang ia lakukan
hanya lah berpuitis layaknya sang pujangga handal walaupun setiap sajaknya
tidak di mengerti oleh orang lain. Ya dia berpuitis setiap malam, ia mengubah
luka menjadi sebagian kebahagiaan bagi dirinya.